BAB I: Gedung Tanpa Lantai 13 – Panggilan dari Lantai 13

Namaku Naya.

Aku baru seminggu bekerja di sebuah perusahaan asuransi yang berkantor di gedung tua, 21 lantai, di pusat kota. Hari-hariku biasa saja—melelahkan, sepi, dan dipenuhi suara mesin fotokopi yang lebih sering error daripada bekerja.

Tapi ada satu hal kecil yang menggangguku sejak hari pertama: tidak ada lantai 13.

Di panel lift, tombol itu tidak ada. Nomor 12 langsung lompat ke 14. Aku tahu itu hal umum di gedung-gedung tua, tapi tetap saja… rasanya aneh. Terlalu sengaja. Terlalu sunyi.

Pada malam ketiga lembur, semua rekan kerja sudah pulang. Aku sendirian. Saat aku menekan tombol lift, lampu di atasnya berkedip sebentar, lalu pintu terbuka dengan suara decit seperti jeritan pelan.

Di dalam lift, aku menekan angka 1. Tapi lift tidak turun.

Sebaliknya… ia naik. Pelan. Diam. Lalu berhenti.

Angka digital di atas pintu menyala merah menyala.

13

Padahal, tombol itu tidak ada.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *