BAB 3: Mata di Dalam Kolam – Lelaki di Kursi Taman

Sejak hari itu, aku kembali ke taman setiap sore. Entah kenapa, aku seperti tertarik untuk duduk di kursi yang ditinggalkan lelaki itu.

Dan akhirnya, aku duduk.

Angin terasa lebih dingin dari biasanya. Dunia menjadi lebih sunyi.

Kolam di depan tampak kosong—namun… tidak sepenuhnya diam.

Ada sesuatu yang bergerak di dalamnya. Bukan air—kolam itu kering. Tapi aku yakin, ada mata yang menatap balik dari dasar kolam. Hitam. Melingkar. Menyala redup.

Dan aku tidak bisa berhenti menatap.

Sekarang aku mengerti apa maksud lelaki itu.

Seseorang memang harus duduk di kursi ini. Menjaga agar “dia” tetap di dalam.

Masalahnya, aku tak tahu berapa lama aku bisa menahan diri untuk tidak… masuk.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *