Bayang, Nama, dan Luka

Ada tempat-tempat yang tak bisa kita pulang sepenuhnya, bahkan saat kaki tak lagi melangkah ke sana. Seorang perempuan menjejak hidup dalam bayang yang tak selesai; denting ambulans, tubuh-tubuh yang tak lagi hangat, dan ingatan yang menolak padam.
Ia hidup dalam jeda—antara dunia yang terus bergerak dan luka yang tak mau sembuh. Hingga satu jiwa datang, niatnya bukan menyelamatkan, ia mencoba menenun ulang sisa-sisa keberanian yang hampir punah. Tapi apakah semua yang datang harus tinggal? Atau hidup hanya mengajari kita tentang bagaimana merelakan mereka yang pernah membuat kita merasa utuh?